Apakah kalian tahu burung Cendrawasih?

Burung Cenderawasih (www.webceritarakyatindonesia.blogspot.com)
Ya, burung Cendrawasih merupakan salah satu burung yang dilindungi di Indonesia karena keberadaannya sudah sangat langka, sehingga kita harus lestarikan agar tidak punah.

Tahukah kalian, burung Cenderawasih memiliki warna bulu yang sangat indah sehingga burung ini mendapatkan julukan burung dari surga. Burung cantik yang merupakan hewan asli Papua ini menjadi cirri khas dari pulau Papua. Di Papua itu sendiri banyak sekali cerita tentang asal-usul burung Cenderawasih, salah satunya seperti cerita berikut ini.

Dahulu kala, ada seorang nenek yang hanya tinggal berdua bersama anjing kesayangannya di daerah Pegunungan Bumberi, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Setiap kali mereka lapar, mereka harus mencari makanan di dalam hutan. Suatu saat mereka kehabisan bahan makanan, jadi mau tidak mau si nenek mengajak anjingnya untuk mencari makanan jauh ke dalam hutan. Mereka harus berjalan cukup jauh hingga si nenek menemukan banyak sekali pohon merah yang sedang berbuah saat itu. Dengan gembira si nenek memetik buah-buah itu, lalu memberikan beberapa buah untuk dimakan anjingnya terlebih dahulu karena anjing nenek itu terlihat lemah karena sangat kelaparan.

Setelah anjing itu melahap habis buah merah tersebut, betapa terkejutnya nenek melihat perut anjingnya lama-lama semakin membesar. Beberapa saat kemudian lahirlah bayi anjing yang begitu lucu dari perut anjing si nenek. Nenek itu sudah lama hidup sendiri. Seteah nenek melihat langsung ada anak anjing yang lahir dari perut anjing si nenek setelah memakan buah merah itu, si nenek berpikir hal yang sama akan terjadi kalau nenek memakan buah merah tersebut kemungkinan besar perut si nenek akan membesar dan akan lahirlah seorang anak yang selama ini dinanti-nantikan si nenek. Lalu dengan lahap si nenek memakan buah merah itu. Seperti yang dipikirkan si nenek, perutnya semakin membesar. Dia lalu memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Beberapa saat kemudian setelah si nenek sampai di rumah, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Kweiya.

Kweiya tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada ibunya. Suatu hari Kweiya pergi ke hutan untuk menebang pohon. Dia ingin membuat lahan agar dapat ditanami nantinya. Namun, dia hanya dapat menebang satu pohon setiap harinya karena dia tidak mempunyai kapak yang terbuat dari besi sedangkan Ibunya sudah sangat tua, sehingga dia tidak hanya bisa membantu membakar dedaunan dari pohon yang sudah roboh ditebang. Asap pembakaran itu mengepul tinggi sekali sehingga menarik perhatian seorang bapak tua yang sedang memancing. Bapak tua itu mencari tahu siapa yang sedang membakar hutan. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Kweiya. Kweiya lalu menceritakan alasannya menebang kayu dan membakar dedaunan. Bapak tua itu merasa kasian kepada Kweiya karena dia anak yang berbakti. Lalu dia memberikan kapak besinya kepada Kweiya agar Kweiya bisa bekerja lebih cepat. Sesampainya di rumah, ibunya terkejut karena hari ini Kweiya pulang lebih cepat. Tapi Kweiya tidak menceritakan bahwa dia bertemu dengan bapak tua yang baik hati, dia juga menyembunyikan kapak besi pemberian bapak tua itu.

Keesokan harinya, Kweiya meminta ibunya memasak makanan yang banyak. Ternyata tanpa sepengetahuan ibunya, dia ingin mengajak bapak tua yang dia temui kemarin untuk makan bersama keluarganya. Sesaat setelah Kweiya bertemu dengan bapak tua itu, dia meminta bapak tua itu untuk bersembunyi di balik batang-batang tebu yang dia bawa dari hutan untuk memberikan kejutan kepada ibunya.

Sesampainya dirumah, Kweiya meminta ibunya untuk memeras air dari batang tebu yang dia bawa untuk diminumnya. Betapa terkejutnya sang ibu setelah melihat ada seorang bapak tua dibalik batang-batang tebu itu. Akhirnya Kweiya menceritakan bagaimana pertama kali dia bertemu dengan bapak tua itu. Mengetahui bahwa ibunya sudah lama sendiri dan betapa baik hatinya bapak tua itu, Kweiya meminta ibunya bersedia menikah dengan bapak tua itu. Setelah berpikir, akhirnya ibu Kweiya menyetujiu permintaan anaknya untuk menikah dengan bapak tua itu.

Beberapa tahun kemudian ibu Kweiya melahirkan dua orang anak, laki-laki dan peremuan. Kweiya sangat menyayangi adik-adiknya. Namun, hari demi hari hari adik-adik Kweiya semakin membenci Kweiya karena sang ibu sangat memanjakannya. Hingga pada suatu hari, mereka berdua memukuli Kweiya. Namun, Kweiya tidak membalas pukulan dari adik-adiknya. Sebaliknya, dia menyendiri sambil membuat sayap dari kulit binatang.

Suatu hari setelah pulang dari kebun, sang ibu bertanya kepada kedua anaknya karena tidak melihat Kweiya. Adik-adik Kweiya tidak pernah sekalipun menceritakan kejadian saat mereka berdua memukuli kakaknya itu. Pada akhirnya, adiknya yang ke dua menceritakan kepada ibunya kejadian itu. Sang ibu begitu kecewa, lalu menangis. Tidak lama kemudian mereka mendengar suara burung. Mereka mencari darimana datangnya suara itu dan menemukan Kweiya sudah berubah menjadi seekor burung yang sangat cantik. Sang ibu sangat sedih dan meminta Kweiya memberikan sayap yang sama seperti yang dia pakai. Lalu Kweiya memberitahu ibunya kalau dia sudah menyiapkan sepasang sayap untuk ibunya yang dia sembunyikan dibawah gulungan tikar. Sang ibu dengan cepat mengambil sepasang sayap itu dan terbang bersama Kweiya kedalam hutan serta tidak kembali lagi.

Adik-adik Kweiya menjadi sangat sedih karena kehilangan ibu mereka. Kemudian mereka berdua bertengkar dan saling menyalahkan. Mereka saling melemparka abu ke wajah satu sama lain. Hingga beberapa saat kemudian mereka berdua berubah menjadi buruh hitam yang sangat jelek lalu terbang ke hutan.


Disadur dari: